Pitutur Jawa ngluruk tanpa bala menang tanpa ngasorake sekti tanpa aji-aji sugih tanpa bandha memiliki arti yang sangat bermakna.
Falsafah yang terkandung dalam pitutur Jawa ngluruk tanpa bala menang tanpa ngasorake sekti tanpa aji-aji sugih tanpa bandha ini, memiliki makna yang berarti dalam kehidupan manusia.
Pitutur Jawa dengan falsafah luhur ini, konon merupakan wejangan dari Sunan Kalijaga dalam dasa pitutur nya yang sangat terkemuka.
Sunan Kalijaga memberikan nasihat dalam dasa pitutur yang sangat cocok sebagai pedomana dalam menjalani kehidupan sehari hari.
Pitutur Jawa ngluruk tanpa bala menang tanpa ngasorake sekti tanpa aji-aji sugih tanpa bandha ini bahkan juga menjadi pedoman Presiden Indonesia Joko Widodo dan pernah diungkapkan dalam suatu wawancara.
Lalu, apa arti pitutur Jawa ngluruk tanpa bala menang tanpa ngasorake sekti tanpa aji-aji sugih tanpa bandha ?
Pitutur Jawa ngluruk tanpa bala menang tanpa ngasorake sekti tanpa aji-aji sugih tanpa bandha ini terdiri dari empat kalimat.
Antara lain, ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji aji, dan sugih tanpa bandha.
Ngluruk tanpa bala artinya berjuang tanpa perlu membawa massa.
Menang tanpa ngasorake artinya menang tanpa merendahkan atau mempermalukan.
Sekti tanpa aji aji artinya berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kekayaan atau kekuasaan, keturunan.
Dan sugih tanpa bandha artinya kaya tanpa didasari kebendaan.
“Dan makna yang terkandung di dalamnya bahwa manusia dalam menjalani kehidupan itu hendaknya melandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta saja,”